Jumat, 28 Juni 2013

Kaitan Abnormalitas dengan Konsep Motivasi, Stress dan Gender

Kaitan Abnormalitas dengan Konsep Motivasi, Strees dan Gender

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas tentang kaitan Abnormalitas dengan Konsep Motivasi, Stress, dan Gender. Mungkin banyak dari antara kita yang belum tau tentang apa itu abnormalitas? dan apakah memang benar ada hubungannya dengan konsep motivasi, stress dan gender? Jika demikian saya akan menjabarkannya.


Pada dasarnya abnormalitas itu banyak sekali definisinya mulai dari ada yang menyebutkan itu sebagai perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology, emotional discomfort, mental illness atau gangguan mental. Namun dari banyak persepsi ini says mendapatkan pengelompokan definisi abnormal yaitu :
1. Pendekatan statistik
Di atas / di bawah normal di sebut “anormal” bukan abnormal. Istilah ini sering dipakai pada aliran behaviourisme dan kuantitatif
2. Pendekatan Fungsional
Fungsi – fungsi kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan berada pada taraf yang optimal / tidak
3. Pendekatan Kultural
Pendekatan yang melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat tertentu
Nah kita sudah sedikit paham tentang apa itu abnormal sekarang mari kita cari tau kaitannya dengan konsep motivasi dan stress.
Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

1. Faktor Biologis
Yaitu berbagai keadaan biologis atau jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi pribadi dalam kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit.  Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.

2. Faktor Psikososial
a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan intelektual, emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya :1. Dipisahkan dari orang tua dan dititipkan di panti asuhan, 2. Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di rumah.
c. Hubungan orang tua – anak yang patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan masalah atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan corak komunikasi yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga tertentu melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam sebab seperti tidak memiliki cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan secukupnya .
2) Keluarga yang antisosial
Keluarga yang menganut nilai – nilai yang bertentangan dengan masyarakat luas
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga yang bermasalah
4) Keluarga yang tidak utuh
Keluarga dimana ayah / ibu yang tidak ada di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern

3. Faktor – Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan yang diliputi oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran sosial yang berpotensi menimbulkan gangguan, seperti menjadi  tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras, suku dll
Nah kita sudah sedikit paham tentang apa itu abnormal, kaitannya dengan konsep motivasi dan stress berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal sekarang kita membahas Abnormalitas dengan gender.

Abnormalitas yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Bayi yang baru lahir memiliki kromosm X dan Y, atau dua kromosom XY untuk laki-laki dan XX untuk perempuan. Embrio manusia haru memiliki setidaknya satu kromosom X untuk dapat tumbuh. Abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang paling umum melibatkan adanya kromosm ekstra (baik X atau Y) atau ketiadaan satu kromosom X pada perempuan.

Sindrom Klinefelter
Sindrom klinefelter merupakan kelainan genetik di mana laki-laki memiliki kromosom X ektra, membuat mereka menjadi XXY dan bukan XY. Laki-laki dengan kelainan ini memiliki testis yang tidak berkembang, dan mereka biasanya memiliki dada yang besar dan tumbuh tinggi. Sindrom klinefelter terjadi sekitar satu dalam setiap 800 kelahiran hidup anak laki-laki.
Sindrom Fragile X
Sindrom fragile X adalah kelainan genetic yang merupakan akibat dari abnormalitas dalam kromosom X, yang menjadi terhimpit dan sering pecah. Defesiensi mental sering menjadi konsekuensi tetapi defesiensi ini mungkin mengambil bentuk berupa keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian yang pendek. Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan, kemungkinan pada kromosom X kedua pada perempuan dan menegasikan efek negative gangguan ini.

Sindrom Turner
Sindrom turner adalah kelainan kromosom pada perempuan di mana sebuah kromosm X hilang dan menjadikan pemiliknya XO dan bukan XX, atau kromosom kedua terhapus sebagian. Perempuan dengan sindrom ini berpostur pendek dan mempunyai leher yang tersambung oleh membran kulit. Mereka dapat tidak subur dan mengalami kesulitan matematika, tetapi kemampuan verbal biasanya cukup baik. Sindrom turner terjadi kira-kira 1 dari setiap 2500 kelahiran.

Sindrom XYY
Sindrom XYY merupakan kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki kromosom Y ekstra. Ketertarikan awal pada sindrom ini terfokus pada keprcayaan bahwa kromosom Y esktra yang ditemukan pada beberapa laki-laki menyumbang terhadap perilaku agresi dan kekerasan. Meskipun demikian, peneliti kemudian menemukan bahwa laki-laki XYY tidak lebih mungkin melakukan kejahatan daripada laki-laki XY.
Nama
Deskripsi
Perawatan
Frekuensi
Sindrom Down
Sebuah kromosm ekstra yang menyebabkan keterbelakangan ringan dan berat serta abnormalitas fisik
Operasi, intervesi dini, stimulasi pada bayi, dan program belajar khusus
1 dari 1900 kelahiran (usia 20)
1 dari 300 kelahiran (usia 35)
1 dari 30 kelahiran (usia 45)
Sindrom Klinefelter
Sebuah kromosom X ekstra yang menyebabkan abnormalitas fisik
Terapi hormone dapat efektif
1 dari 800 pada laki-laki
Sindrom fragile X
Sebuah abnormalitas dalam kromosom X dan menyebabkan keterbelakangan mental, gangguan belajar dan rentang perhatian yang pendek
Pendidikan khusus, terapi bicara dan bahasa
Lebih umum pada laki-laki dibandingkan pada perempuan
Sindrom Turner
Kromosom X yang hilang pada perempuan dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan hambatan perkembangan seksual
Terapi hormone pada masa kanak-kanak dan pubertas
1 dari 2500 kelahiran perempuan
Sindrom XYY
Kromosm Y ekstra dapat menyebabkan tinggi badan di atas rata-rata
Tidak ada perawatan khusus yang diperlukan
1 dari 1000 kelahiran laki-laki


Dari sedikit penjelasan di atas saya harapkan dapat memberikan dan menambahkan ilmu pengetahuan kita semua, akhir kata saya minta maaf jika ada yang salah, terima kasih…….



Nama : Guntur Hamonangan S
NPM  : 13511110


Referensi :

www.google.com