Sabtu, 11 Mei 2013

Kepribadiaan Menurut Rogers


DEFINISI KEPRIBADIAN MENURUT ROGERS




A. Perkembangan Kepribadian “SELF”

Rogers tidak terlalu memberi perhatian kepada teori kepribadian. Baginya cara mengubah dan perhatian terhadap proses perubahan kepribadian jauh lebih penting dari ada karakteristik keppribadian itu sendiri. Namun demikian, karena dalam konseling selalu memperhatikan perubahan – perubahan kepribadian, maka atas dasar pengalamannya Rogers memiliki pandangan khusus yang sekaligus menjadi dasar dalam menerapkjan asumsi – asumsinya terhadap proses konseling.
Rogers mengungkapkan terdapat tiga unsur yang sangat essensial dalam hubunbgannya dengan kepribadian, yaitu ;
1. Self, adalah bagian dari kepribadian yang terpenting dalam pandangan Rogers. Self disebut pula self concept, merupakan persepsi dan nilai – nilai individu tentang dirinya atau hal – hal lain yang berhubungan dengan dirinya. Self meliputi dua hal, 
(a) Self real, merupakan gambaran sebenarnya tentang dirinya yang nyata, 
(b) Ideal self, merupakan apa yang menjadi kesukaan, harapan, atau yang idealisasi tentang dirinya.
2. Medan Fenomenal (fenomenal field) merupakan keseluruhan pengalaman seseorang yang diterimanya baik yang disadari maupun yang tidak disadari. Kita mampu memahami fenomenal field seseorang hanya dengan menggunakan kerangka pemiiran internal individu yang bersangkutan (imternal frame of referance)
3. Organisme, merupakan keseluruhan totalitas imdividu yang meliputi ; pemikiran, perilaku dan keadaan fisik. Organisme mempunyai satu kecenderungan dan dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.

Kepribadian menurut Rogers merupakan hasil dari interaksi yang terus menerus antara organisme, self dan medan fenomenal. Untuk memahami perkembangan kepribadian perlu dibahas tentang dinamika kepribadian berikut
1. Kecenderungan mengaktualisasikan diri.
Rogers beranggapan bahwa organismw manusia adalah unik dan memiliki kemampuan untuk mengarahkann mengatur, mengontrol dirinya dan mengembangkan potensinya. Kecenderungan mengaktalisasikan ini sifatnya terarah, konstruktif dan ada dalam kehidupannya. Kecenderungan mengaktualisasi sebagai daya dorong ( motive force ) individu, yang bersufat inherent, karena sudah dimiliki sejak dilahirkan, hal ini ditunjukan dengan kemampuan bayi untuk memberikn penilaian apa yang terasa baik (actualizing) dan yang terasa tidak baik (nonactualizing) terhadap peristiwa yang diterimanya.
2. Penghargaan positif dari orang lain
Self berkembang dari interaksi yang dilakukan oeganisme dengan realitas lingkungannya, dan hasil interaksi ini menjadi pengalaman bagi ndividu. Lingkngan sosial yang sangat berpengaruh adalah orang – orang yang bermakna baginya, seperti orang tua atau terdekat lainnya. Seseorang akan berkembang positif, apabila di dalam berinteraksi itu mendapatkan penghargaan, penerimaan, dan cinta dari orang lain (positive regard). Tentunya penghargaan positif yang diberikan kepada individutidak diberikan dengan cara memaksa atau bersyarat karena pemberian penghargaan yang bersyarat akan menghambat pertumbuhannya.
3. Person yang berfungsi secara utuh.
Individu yang terpenuhi kebutuhannya, yaitu memperoleh penghargaan positif tanpa syarat dan mengalami penghargaan diri, akan dapat memncapai kondisi yang kongruensi antara self dan engalamannya, pada akhirnya dia akan dapat mencapai penyesuaian psikologis secara baik. Rogers menegaskan bahwa orang yang demikian ini menjadi pribadi yang berfungsi secara sempurna (fully functional person), yang ditandai oleh keterbukaan terhadap pengalaman, percaya kepada organismenya sendiri, dapat mengekpresikan perasaan – perasaannya secara bebas, bertindak secara mandiri, dan krteatif (Rogers, 1970). Fully functioning ini pada dasrnya sebagai tujuan hidup manusia.

Inti dari teori- teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah- masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Rogers menerima istilah self dari pengalaman- pengalaman realita masing- masing individu.

B. Peranan Rogers dalam Pembentukan Kepribadian Individu

Positive regards,suatu kebutuhan yang memaksa dan merembes,dimiliki semua orang, setiap anak terdorong untuk mencari positive regards.Cara-cara khusus bagaimana diri itu berkembang dan apakah dia akan menjadi sehat atau tidak tergantung pada cinta yang diterima anak itu pada masa kecil. Pada waktu diri itu mulai berkembang,anak itu juga belajar membutuhkan cinta. Rogers menyebut kebutuhan ini “penghargaan positif” (positive regards). Anak puas kalau dia menerima kasih sayang,cinta,dan persetujuan dari orang-orang lain,tetapi dia kecewa kalau dia menerima celaan dan kurang mendapat cinta dan kasih sayang. Oleh karena itu,peran orang tua sangat penting bagi perkembangan anak. Berikan anak cinta dan kasih sayang yang seutuhnya,jangan sampai anak tidak mengenali figur dari salah satu atau kedua orang tuanya. Karena hal itu akan berpengaruh negatif bagi perkembangan anak. Anak akan tumbuh menjadi suatu kepribadian sehat tergantung pada sejauh manakah kebutuhan akan positive regards ini dipuaskan dengan baik. Anak mulai mengembangkan sesuatu “pengertian-diri” (self-concept) melalui positive regards.
Setiap manusia memiliki kebutuhan basic akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, cinta, kasih, dan sayang dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
Pribadi yang berfungsi sepeuhnya adalah pribadi yang mengalami pengharagaan positif tak bersyarat. Mengapa? Karena ini penting, dihargai, diterima, disayangi, dicintai sebagai seseorang yang berarti tentu akan menerima dengan penuh kepercayaan.



C. Ciri-ciri Orang yang Berfungsi Sepenuhnya

 Rogers memberikan lima sifat orang yang berfungsi sepenuhnya.

1. Keterbukaan pada Pengalaman
Orang yang demikian mengetahui segala sesuatu tentang kodratnya; tidak ada segi kepribadian tertutup. Itu berarti bahwa kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya mau menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Sebaliknya, kepribadian orang yang defensif, yang beroperasi menurut syarat-syarat penghargaan adalah statis, bersembunyi di belakang peranan-peranan, tidak dapat menerima atau bahkan mengetahui pengalaman-pengalaman tertentu.
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih ”emosional” dalam pengertian bahwa dia mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negatif (misalnya, baik kegembiraan maupun kesusahan) dan mengalami emosi-emosi itu lebih kuat daripada orang defensif.

2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya, hidup sepenuhnya dalam setiap momen kehidupan. Setiap pengalaman dirasa segar dan baru, seperti sebelumnya belum pernah ada dalam cara yang persis sama. Maka dari itu, ada kegembiraan karena setiap pengalaman tersingkap.Rogers percaya bahwa kualitas dari kehidupan eksistensial ini merupakan segi yang sangat esensial dari kepribadian yang sehat. Kepribadian terbuka kepada segala sesuatu yang terjadi pada momen itu dan dia menemukan dalam setiap pengalaman suatu struktur yang dapat berubah dengan mudah sebagai respons atas pengalaman momen yang berikutnya.

3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Prinsip ini mungkin paling baik dipahami dengan menunjuk kepada pengalaman Rogers sendiri. Dia menulis “Apabila suatu aktivitas terasa seakan-akan berharga atau perlu dilakukan, maka aktivitas itu perlu dilakukan. Dengan kata lain, saya telah belajar bahwa seluruh perasaan organismik saya terhadap suatu situasi lebih dapat dipercaya daripada pikiran saya”?. Seseorang yang beroperasi semata-mata atas dasar rasional atau intelektual sedikit banyak adalah cacat, karena mengabaikan faktor-faktor emosional dalam proses mencapai suatu keputusan. Semua segi organisme-sadar, tak sadar, emosional, dan juga intelektual – harus dianalisis dalam kaitannya dengan masalah yang ada. Karena data yang digunakan untuk mencapai suatu keputusan adalah tepat (tidak diubah) dank arena seluruh kepribadian mengambil bagian dalam proses membuat keputusan, maka orang-orang yang sehat percaya akan keputusan mereka, seperti mereka percaya diri mereka sendiri.
Sebaliknya orang yang defensive membuat keputusan-keputusan menurut larangan-larangan yang membimbing tingkah lakunya. Misalnya, dia mungkin dibimbing oleh ketakutan terhadap apa yang akan dipikirkan orang-orang lain, terhadap pelanggaran suatu adat sopan santun atau karena kelihatan bodoh. Karena orang yang defensif tidak mengalami sepenuhnya, maka ia tidak memiliki data yang lengkap dan tepat tentang semua segi dari suatu situasi, Rogers menyamakan orang ini dengan suatu komputer yang diprogramkan untuk menggunakan suatu bagian dari data yang relevan.

4. Perasaan Bebas
Sifat kepribadian yang sehat ini terkandung dalam pembicaraan kita di atas. Rogers percaya bahwa semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin juga ia mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak. Orang yang sehat dapat memilih dengan bebas tanpa adanya paksaan-paksaan atau rintangan-rintangan antara alternatif pikiran dan tindakan. Tambahan lagi, orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan, atau peristiwa-peristiwa masa lampau. Karena merasa bebas dan berkuasa ini maka orang yang sehat melihat sangat banyak pilihan dalam kehidupan dan merasa mampu melakukan apa saja yang mungkin ingin dilakukannya.

5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Mengingat sifat-sifat lain yang mereka miliki, sukar untuk melihat bagaimana seandainya kalau mereka tidak demikian. Orang-orang yang terbuka sepenuhnya kepada semua pengalaman, yang percaya akan organisme mereka sendiri, yang fleksibel dalam keputusan serta tindakan mereka ialah orang-orang – sebagaimana dikemukakan Rogers – yang akan mengungkapkan diri mereka dalam produk-produk yang kreatif dan kehidupan yang kreatif dalam semua bidang kehidupan mereka. Tambahan lagi, mereka bertingkah laku spontan, berubah, bertumbuh, dan berkembang sebagai respons atas stimulus-stimulus kehidupan yang beraneka ragam sekitar mereka.

REFERENSI:

• Schultz, D.1991. Psikologi Pertumbuhan : Model-model Kepribadian Sehat.
Alih bahasa : Yustinus. Yogya : Kanisius
• Hall, Calvin S.,Lindzey, Gardner. 1993. Teori Kepribadian 1: Teori-Teori
Psikodinamk ( Klinis ). Kanisius. Yogyakarta.
www.google.com

NAMA : GUNTUR HAMONANGAN
NPM     :13511110