Kaitan Abnormalitas
dengan Konsep Motivasi, Strees dan Gender
Pada kesempatan kali
ini saya akan membahas tentang kaitan Abnormalitas dengan Konsep Motivasi,
Stress, dan Gender. Mungkin banyak dari antara kita yang belum tau tentang apa
itu abnormalitas? dan apakah memang benar ada hubungannya dengan konsep
motivasi, stress dan gender? Jika demikian saya akan menjabarkannya.
Pada dasarnya
abnormalitas itu banyak sekali definisinya mulai dari ada yang menyebutkan itu
sebagai perilaku maladaptive kemudian ada yang menyebutnya mental disorder, psikopatology,
emotional discomfort, mental illness atau
gangguan mental. Namun dari banyak persepsi ini says mendapatkan pengelompokan
definisi abnormal yaitu :
1. Pendekatan statistik
Di atas / di
bawah normal di sebut “anormal” bukan abnormal. Istilah ini sering dipakai pada
aliran behaviourisme dan kuantitatif
2. Pendekatan Fungsional
Fungsi – fungsi
kepribadian yang ada pada orang yang bersangkutan berada pada taraf yang
optimal / tidak
3. Pendekatan Kultural
Pendekatan yang
melihat abnormalitas dari sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat tertentu
Nah kita sudah sedikit
paham tentang apa itu abnormal sekarang mari kita cari tau kaitannya dengan
konsep motivasi dan stress.
Berdasarkan sumber asalnya, sebab – sebab
perilaku abnormal dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
1. Faktor Biologis
Yaitu berbagai keadaan biologis atau
jasmani yang dapat menghambat perkembangan ataupun fungsi pribadi dalam
kehidupan sehari – hari seperti kelainan gen, kurang gizi, penyakit. Pengaruh – pengaruh faktor biologis lazimnya
bersifa menyeluruh. Artinya mempengaruhi seluruh aspek tingkah laku, mulai dari
kecerdasan sampai daya tahan terhadap stress.
2. Faktor Psikososial
a. Trauma Di Masa Kanak – Kanak
Trauma Psikologis adalah pengalaman yang
menghancurkan rasa aman, rasa mampu, dan harga diri sehingga menimbulkan luka
psikologis yang sulit disembuhkan sepenuhnya. Trauma psikologis yang dialami
pada masa kanak – kanak cenderung akan terus dibawa sampai ke masa dewasa.
b. Deprivasi Parental
Tiadanya kesempatan untuk mendapatka
rangsangan emosi dari orang tua, berupa kehangatan, kontak fisik,rangsangan
intelektual, emosional dan social. Ada beberapa kemungkinan sebab misalnya :1. Dipisahkan dari orang tua dan
dititipkan di panti asuhan, 2.
Kurangnya perhatian dari pihak orang tua kendati tinggal bersama orang tua di
rumah.
c. Hubungan orang tua – anak yang
patogenik
Hubungan patogenik adalah hubungan yang
tidak serasi, dalam hal ini hubungan antara orang tua dan anak yang berakibat menimbulkan
masalah atau gangguan tertentu pada anak.
d. Struktur keluarga yang patogenik
Struktur keluarga sangat menentukan
corak komunikasi yang berlangsung diantara para anggotanya. Struktur keluarga
tertentu melahirkan pola komunikasi yang kurang sehat dan selanjutnya muncul
pola gangguan perilaku pada sebagian anggotanya. Ada empat struktur keluarga
yang melahirkan gangguan pada para anggotanya:
1) Keluarga yang tidak mampu mengatasi masalah sehari-hari.
Kehidupan keluarga karena berbagai macam
sebab seperti tidak memiliki
cukup sumber atau karena orang tua tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan
secukupnya .
2) Keluarga yang antisosial
Keluarga
yang menganut nilai – nilai yang bertentangan dengan masyarakat luas
3) Keluarga yang tidak akur dan keluarga
yang bermasalah
4) Keluarga yang tidak utuh
Keluarga
dimana ayah / ibu yang tidak ada
di rumah, entah karena sudah meninggal atau sebab lain seperti perceraian, ayah
memiliki dua istri dll.
e. Stress berat
Stress
adalah keadaan yang menekan khususnya secara psikologis. Keadaan ini dapat
ditimbulkan oleh berbagai sebab, seperti :
1) Frustasi yang menyebabkan hilangnya
harga diri
2) Konflik nilai
3) Tekanan kehidupan modern
3. Faktor – Faktor Sosiokultural
Meliputi keadaan obyektif dalam
masyarakat atau tuntutan dari masyarakat yang dapat berakibat menimbulkan
tekanan dalam individu dan selanjutnya melahirkan berbagai bentuk gangguan
seperti :
a. Suasana perang dan suasana kehidupan
yang diliputi oleh kekerasan,
b. Terpaksa menjalani peran sosial yang berpotensi
menimbulkan gangguan, seperti menjadi
tentara yang dalam peperangan harus membunuh.
c. Menjadi korban prasangka dan
diskriminasi berdasarkan penggolongan tertentu seperti berdasarkan agama, ras,
suku dll
Nah kita sudah sedikit
paham tentang apa itu abnormal, kaitannya dengan konsep motivasi dan stress berdasarkan
sumber asalnya, sebab – sebab perilaku abnormal sekarang kita membahas
Abnormalitas dengan gender.
Abnormalitas
yang Berhubungan dengan Jenis Kelamin
Bayi yang baru
lahir memiliki kromosm X dan Y, atau dua kromosom XY untuk laki-laki dan XX
untuk perempuan. Embrio manusia haru memiliki setidaknya satu kromosom X untuk
dapat tumbuh. Abnormalitas kromosom yang berhubungan dengan jenis kelamin yang
paling umum melibatkan adanya kromosm ekstra (baik X atau Y) atau ketiadaan
satu kromosom X pada perempuan.
Sindrom
Klinefelter
Sindrom
klinefelter merupakan kelainan genetik di mana laki-laki memiliki kromosom X
ektra, membuat mereka menjadi XXY dan bukan XY. Laki-laki dengan kelainan ini
memiliki testis yang tidak berkembang, dan mereka biasanya memiliki dada yang
besar dan tumbuh tinggi. Sindrom klinefelter terjadi sekitar satu dalam setiap
800 kelahiran hidup anak laki-laki.
Sindrom Fragile
X
Sindrom fragile
X adalah kelainan genetic yang merupakan akibat dari abnormalitas dalam
kromosom X, yang menjadi terhimpit dan sering pecah. Defesiensi mental sering
menjadi konsekuensi tetapi defesiensi ini mungkin mengambil bentuk berupa
keterbelakangan mental, gangguan belajar, atau rentang perhatian yang pendek.
Kelainan ini lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada perempuan,
kemungkinan pada kromosom X kedua pada perempuan dan menegasikan efek negative
gangguan ini.
Sindrom Turner
Sindrom turner
adalah kelainan kromosom pada perempuan di mana sebuah kromosm X hilang dan
menjadikan pemiliknya XO dan bukan XX, atau kromosom kedua terhapus sebagian.
Perempuan dengan sindrom ini berpostur pendek dan mempunyai leher yang
tersambung oleh membran kulit. Mereka dapat tidak subur dan mengalami kesulitan
matematika, tetapi kemampuan verbal biasanya cukup baik. Sindrom turner terjadi
kira-kira 1 dari setiap 2500 kelahiran.
Sindrom XYY
Sindrom XYY
merupakan kelainan kromosom dimana laki-laki memiliki kromosom Y ekstra.
Ketertarikan awal pada sindrom ini terfokus pada keprcayaan bahwa kromosom Y
esktra yang ditemukan pada beberapa laki-laki menyumbang terhadap perilaku
agresi dan kekerasan. Meskipun demikian, peneliti kemudian menemukan bahwa
laki-laki XYY tidak lebih mungkin melakukan kejahatan daripada laki-laki XY.
Nama
|
Deskripsi
|
Perawatan
|
Frekuensi
|
Sindrom Down
|
Sebuah kromosm ekstra
yang menyebabkan keterbelakangan ringan dan berat serta abnormalitas fisik
|
Operasi, intervesi
dini, stimulasi pada bayi, dan program belajar khusus
|
1 dari 1900 kelahiran
(usia 20)
1 dari 300 kelahiran
(usia 35)
1 dari 30 kelahiran
(usia 45)
|
Sindrom Klinefelter
|
Sebuah kromosom X
ekstra yang menyebabkan abnormalitas fisik
|
Terapi hormone dapat
efektif
|
1 dari 800 pada
laki-laki
|
Sindrom fragile X
|
Sebuah abnormalitas
dalam kromosom X dan menyebabkan keterbelakangan mental, gangguan belajar dan
rentang perhatian yang pendek
|
Pendidikan khusus,
terapi bicara dan bahasa
|
Lebih umum pada
laki-laki dibandingkan pada perempuan
|
Sindrom Turner
|
Kromosom X yang
hilang pada perempuan dapat menyebabkan keterbelakangan mental dan hambatan
perkembangan seksual
|
Terapi hormone pada
masa kanak-kanak dan pubertas
|
1 dari 2500 kelahiran
perempuan
|
Sindrom XYY
|
Kromosm Y ekstra
dapat menyebabkan tinggi badan di atas rata-rata
|
Tidak ada perawatan khusus
yang diperlukan
|
1 dari 1000 kelahiran
laki-laki
|
Dari sedikit
penjelasan di atas saya harapkan dapat memberikan dan menambahkan ilmu
pengetahuan kita semua, akhir kata saya minta maaf jika ada yang salah, terima
kasih…….
Nama : Guntur
Hamonangan S
NPM : 13511110
Referensi :
www.google.com