LAMPU
Mungkin
hampir seluruh orang di dunia menggunakan bola lampu untuk menerangi rumahnya
bahkan kita juga bisa melihat di sepanjang jalan banyak bola-bola lampu yang
dipasang untuk menerangi jalan di kala malam datang, tapi apakah kita tau
sejarahnya bola lampu itu ada dan siapakah penemu bola lampu tersebut yang
sedemikian banyak di pakai oleh seluruh orang di penjuru dunia?? Baiklah dalam
kesempatan kali ini saya akan menulis tentang siapa penemu dari bola lampu
tersebut.
Bola Lampu
Bola lampu ya mngkin itulah sebutan bagi benda kecil
yang di aliri oleh listrik yang ditemukan oleh Thomas
Alva Edison yang adalah penemu dari
Amerika dan merupakan satu dari penemu terbesar sepanjang sejarah. Edison mulai
bekerja pada usia yang sangat muda dan terus bekerja hingga akhir hayatnya.
Selama karirnya, Thomas Alva Edison telah mempatentkan sekitar dari 1.093 hasil
penemuannya, termasuk bola lampu listrik
dan gramophone, juga kamera film. Ketiga penemuannya
membangkitkan industri-industri besar bagi industri listrik, rekaman
dan film yang akhirnya mempengaruhi kehidupan masyarakat di seluruh dunia. Dia
juga dikenal sebagai penemu yang menerapkan prinsip 'produksi massal' bagi
penemuan-penemuannya.
Edison sendiri memperoleh keahliannya
dalam bidang kelistrikan dan telegraphy (telegraph untuk komunikasi) pada usia
belasan tahun. Pada tahun 1868, di usia 21 tahun, dia telah mengembangkan dan
mempatentkan penemuannya yang berupa sebuah mesin yang merekam telegraph.
Dimasa kecilnya, Edison hanya bersekolah
di sekolah yang resmi selama tiga bulan, selanjutnya semua pendidikannya
diperoleh dari ibunya yang mengajar Edison di rumah. Ibu Edison mengajarkan
Edison cara membaca, menulis, dan matematika. Dia juga sering memberi dan
membacakan buku-buku bagi Edison, antara lain buku-buku yang berasal dari
penulis seperti Edward Gibbon, William Shakespeare dan Charles Dickens.
Edison di usia 12 tahun, memperoleh
penghasilan dengan cara bekerja menjual koran dan surat kabar, buah apel, serta
gula-gula di sebuah jalur kereta api. Di usia itu pula, Edison hampir mengalami
kehilangan seluruh pendengaran karena penyakit yang dideritanya, penyakit itu
membuatnya menjadi setengah tuli. Edison pernah menulis dalam diarinya:
"Saya tidak pernah mendengar burung bernyanyi sejak saya berusia 12
tahun."
Pada usia 15 tahun, Edison, sambil tetap berjualan, membeli sebuah mesin cetak kecil bekas yang selanjutnya dipasang pada sebuah bagasi mobil. Kemudian dia mencetak korannya sendiri, WEEKLY HERALD, yang di cetak, diedit dan dijualnya di tempat dia berjualan.
Pada musim panas 1862, Edison
menyelamatkan seorang anak berusia tiga tahun yang hampir di tabrak oleh mobil.
Ayah dari anak yang diselamatkan adalah kepala stasiun kereta api di tempatnya
berjualan. Dan sebagai rasa terima kasih, kepala stasiun tersebut mengajari
Edison cara menggunakan telegraph. Setelah 5 bulan mempelajari telegraph,
Edison bekerja sebagai ahli telegraph selama 4 tahun. Hampir semua gaji yang
didapatnya dihabiskan dengan membangun berbagai macam laboratorium dan
peralatan listrik.
Edison sangat senang mempelajari sesuatu
dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison
menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium
kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan
makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison
melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya
menjadi sempurna. Mungkin kata yang cocok untuk menggambarkan kepandaian Edison
adalah: "Genius adalah 99% kerja keras"
Sejarah Lampu
Sejarah perkembangan
perlampuan bermula pada puluhan abad yang lalu dari suatu penemuan manusia yang
membutuhkan penerangan (cahaya buatan) untuk malam hari dengan cara
menggosok-gosokan batu hingga mengeluarkan api/cahaya, kemudian dari api
dikembangkan dengan membakar benda-benda yang mudah menyalan hingga membentuk
sekumpulan cahaya dan seterusnya samapi ditemukan bahan bakar minyak dan gas
yang dapat digunakan sebagai bahan penyalaan untuk lampu obor, lampu minyak
maupun lampu gas. Teknologi berkembang terus dengan ditemukannya lampu listrik
oleh Thomas Alpha Edison pada tanggal 21 Oktober 1879 di laboratorium
Edison-Menlo Park, Amerika. Prinsip kerja dari lampu listrik tersebut adalh
dengan cara menghubung singkat listrik pada filamen carbon ( C ) sehingga
terjadi arus hubung singkat yang mengakibatkan timbulnya panas. Panas yang
terjadi dibuat hingga suhu tertentu sampai mengeluarkan cahaya, dan cahaya yang
didapat pada waktu itu baru mencapai 3 Lumen/W (Lumen = satuan arus cahaya).
Baru lima puluh tahun kemudian, tepatnya
Tahun 1933 filamen carbon diganti dengan filamen tungsten atau Wolfram (=wo)
yang dibuat membentuk lilitan kumparan sehingga dapat meningkatkan Eficacy
lampu menjadi + 20 Lumen/W. Sistem pembangkitan cahaya buatan
ini disebut sistem pemijaran (Incondescence). Revolosi teknologi perlampuan
berkembang dengan pesatnya. Pada tahun 1910 pertama kali digunakan lampu luah
(discharge) tegangan tinggi. Prinsip kerja lampu ini menggunakan sistem
emisi-elektron yang bergerak dari Katoda menuju Anoda pada tabung lampu akan
menumbuk 'atom-atom media gas yang ada di dalam tabung tersebut, akibat
tumbukan akan menjadi pelepasan energi dalam bentuk cahaya. Sistem pembangkitan
cahaya buatan ini disebut Luminescence (berpendarnya energi
cahaya keluar tabung).
Media gas yang digunakan dapat berbagai
macam. Tahun 1932 ditemukan lampu luah dengan gas Sodium tekanan rendah, dan
tahun 1935 dikembangkan lampu luah dengan gas Merkuri, dan kemudian tahun 1939
berhasil dikembangkan lampu Fluorescen, yang biasa dikenal dengan lampu neon.
Selanjutnya lampu Xenon tahun 1959. Khusus lampu sorot dengan warna yang lebih
baik telah dikembangkan gas Metalhalide (Halogen yang dicampur dengan Iodine)
pada tahun 1964, sampai pada akhirnya lampu Sodium tekanan tinggi tahun 1965.
Prinsip emisi elektron ini yang dapat meningkatkan efficacy lampu diatas 50
Lumen/W, jauh lebih tinggi dibanding dengan prinsip pemijaran. Hal ini jelas
karena rugi energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya melalui proses
emisi elektron dapat dihemat banyak sekali dibanding dengan cara pemijaran
dimana energi listrik yang diubah menjadi energi cahaya banyak yang hilang
terbuang menjadi energi panas (sebelum menjadi energi cahaya). Distribusi
energi yang diubah menjadi energi cahaya.
Pada era yang terakhir telah
dikembangkan lampu pijar dengan sistem induksi magnit yang mempunyai umur paling
lama dari lampu-lampu jenis lain + 60.000 jam. Namun hal ini
masih dalam tahap penelitian. Dan penelitian & pengembangan (R & D)
guna mendapat nilai ekonomi yang lebih baik (benefit/cost rtio). Untuk sistem
penerangan dekade 90-an yang banyak digunakan oleh masyarakat umum saat ini
adalah jenis lampu frluorescen kompak model SL atau PL dan ini yang dikenal
lampu hemat energi (LHE).
Lampu Hemat Energi
(LHE) & Ballas Elektronik (BE)
Lampu Hemat Energi (LHE)
Seperti telah
diuraikan diatas bahwa jenis yang dimaksud jenis LHE adalah lampu jenis
Fluorescen atau lebih dikenla dengan lampu neon. Sekarang ini yang sedang
populer dan giat-giatnya dipublikasikan oleh para produsen perlampuan adalah
lampu fluorescen model SL & PL. Lampu model SL & PL pada prinsipnya
secara teknis sama dengan model lampu jenis fluorescen biasa yaitu efficacy
lampu berkisar 60 Lumen/W, hanya keistimewaan mempunyai bentuk yang ringkas,
tidak memanjang seperti lampu fluorescen biasa, komponen elektrisnya yang
terdiri dari ballas, capasitor dan stater terpadu dalam suatu kesatuan dalam
lampu dan disebut model SL, sedangkan model PL untuk komponen elektrisnya
terpisah dari lampu . Bentuk kaki lampu dibuat sama seperti pada kaki lampu
pijar yaitu dengan sistem ulir dengan ukuran standar E.27. Hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan penggantian pada lampu pijar diubah menjadi lampu fluorescen .
Ada juga lampu fluorescen model ring yang kaki lampunya diubah mengikuti
seperti lampu pijar, yaitu sistem ulir ukuran standar E.27.
Renderasi warna (Colour rendering) dapat
dipilih berbagai masam sesuai yang diinginkan oleh konsumen, Bila diinginkan
warna cahaya seperti lampu pijar maka dapat dipilih dengan indeks renderasi
warna yang tinggi, karena warna pada lampu pijar adalah warna standar /
acuanyang mendekati warna cahaya dengan spektrum yang lengkap seperti pada
sinar matahari.
Selain itu bila diinginkan warna cahaya
lain seperti warna white, cool white, day ligh, dll, maka hal ini lebih
dimungkinkan didapat pada lempu fluorescen dibandingkan dengan lampu pijar yang
hanya mempunyai satu jenis redensi warna.
Umur lampu fluorescen adalah 8000 jam,
lebih lama bila dibandingkan dengan umur lampu pijar yang hanya 1000 jam.
Ballas Elektronik (BE) :
Ballas jenis ini mempunyai keunikan
khusus, yaitu sistem bekerjanya tidak lagi menggunakan gulungan (kumparan)
kawat pada suatu inti besi, tetapi telah diganti dengan sistem rangkaian
elektronik sehingga besarnya rugi-rugi pada inti besi, pada kumparan menjadi
tidak adalagi, dan hanya sedikit rugi saja karena rangkaian/sirkit. Inilah yang
paling menguntungkan dalam penghematan energi listrik yang diserapnya.
Keuntungan lain yang didapat adalah dapat diatur konsumsi arus listriknya
dengan tetap mempertahankann besar tegangan yang diinginkan, sehingg ballas
elektronik dapat digunakan untuk sistem pengaturan energi listrik sesuai yang
dibutuhkan pada suat ruangan. Dengan sistem sirkit elektronik maka ballas
menjadi lebih ringan dan lebih kecil dibandingkan dengan ballas konvensional
(sistem gulungan kawat).
Jadi pada intinya lampu adalah alat yang berharga bagi perkembangan hidup peradaban manusia karna tanpa lampu mungkin manusia sampai sekarang masih hidup dalam kegelapan di setiap malam hari.
NAMA ; GUNTUR HAMONANGAN
SIHOMBING
KELAS ; 1PA07
NPM ; 13511110